Wednesday, March 18, 2009

Fakta tentang Teh


Tak selamanya teh baik untuk tubuh kita. Memang ada banyak manfaat yang diperoleh setelah mengkonsumsi teh. Namun konsumsi dalam jumlah berlebihan, justru akan merusak kerja tubuh.

Hal ini diungkapkan oleh
Hiromi Shinya, MD pada bukunya yang berjudul The Miracle of Enzyme :

Teh, terutama
teh hijau, dipercaya banyak mengandung antioksidan yang dapat membunuh bakteri dan menangkal radikal bebas. Sebagai akibatnya, muncul suatu kepercayaan bahwa teh dapat memperpanjang usia dan mungkin dapat mencegah kanker.

Dibenarkan bahwa
zat antioksidan dalam teh yang berjenis polifenol memang dapat mencegah efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan itu menyatu, maka terbentuklah suatu senyawa yang disebut Tanin. Tanin ini memiliki rasa sepat dan pahit. Tanin mudah teroksidasi dan dapat berubah menjadi asam tanat yang berfungsi membekukan protein. Asam tanat ini berefek negatif bagi mukosa lambung (selaput lendir yang melapisi lambung), sehingga menyebabkan berbagai masalah lambung, seperti tukak lambung, maag, dll.

Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa orang-orang yang rutin meminum teh (teh hijau, teh cina, teh hitam atau kopi) justru menderita masalah lambung karena kandungan asam tanat yang terkandung didalamnya dapat menyebabkan penipisan dan pengkerutan (atrofi) lapisan lambung yang bila terjadi dalam jangka panjang (kronis), dapat mengakibatkan terjadinya kanker lambung.

Pada Konferensi Kanker Jepang bulan September 2003, Prof. Masayuki Kawanishi dari fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Mie mengajukan laporan yang menunjukkan bahwa antioksidan dapat merusak DNA. Terlebih lagi, banyak jenis teh yang dijual di supermarket kini menggunakan zat2 kimia pertanian dalam proses penanamannya.

Dijelaskan pula, di dalam buku Makanan untuk Otak (Penulis : Lorraine Perretta) bahwa kopi, teh, dan minuman bersoda mengandung kafein yang dapat mengganggu keseimbangan gula darah. Akibatnya terjadi penurunan daya ingat dan konsentrasi, meskipun kafein dipercaya sebagai zat stimulansia.

Di berbagai sumber juga disampaikan bahwa zat tanin yang terkandung dalam teh merupakan senyawa yang dapat berikatan dengan senyawa lain, seperti zat besi yang akan menjadi senyawa kompleks, dan mengakibatkan zat besi sulit diserap oleh tubuh. Bila hal ini terjadi terus-menerus, maka akan beresiko terjadinya anemia.


Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi konsumsi teh, diantaranya dengan :
1. Lebih banyak minum air putih daripada teh
2. Batasi minum teh hanya 1 cangkir saja / hari
3. Gunakan daun teh yang ditanam secara organik, bukan air teh instan, seperti yang dijual di supermarket
4. Minumlah teh setelah makan, bukan dalam kondisi perut kosong untuk menghindari tekanan berlebih pada lapisan lambung
5. Hindari konsumsi teh pada penderita maag atau tukak lambung untuk mencegah kekambuhan, karena kafein pada teh dapat memicu pengeluaran asam lambung berlebih
6. Hindari konsumsi teh pada ibu hamil dan menyusui untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan mencegah kafein masuk ke dalam ASI yang dapat mengakibatkan usus bayi mengejang (pada ibu hamil)
7. Hindari teh pada penderita penyakit jantung, sebab kafein yang terkandung di dalamnya dapat memicu peningkatan tekanan darah, sehingga pasien menjadi gelisah, dan irama jantungnya menjadi tidak beraturan (aritmia)

Source of pict : http://www.twinings.ca

4 comments:

  1. iya dech.. ntar mesen es jeyuk ja.. he2.. :D

    ReplyDelete
  2. oke.. oke.. minumnya es jeyuk.. maemnya nasi goyeng ya.. :D

    ReplyDelete
  3. :)
    thanks for the information about tea
    i got much from u

    ReplyDelete
  4. you're welcome.. thanks for coming..:)

    ReplyDelete