Wednesday, February 18, 2009

Kontroversi Obat Puyer, Tanggapi dengan Jernih.. (part 4)

Kalo kita dah membahas tentang kelemahan yang menjadi kontroversi, sekarang kita lihat kelebihannya..

1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan padat
Di dalam tubuh, obat yang masuk, baik berupa tablet atau pil atau kapsul, tidak bisa langsung diserap tubuh. Mereka harus melalui beberapa proses, sebelum akhirnya masuk ke dalam aliran darah untuk menuju sasaran (tempat yang sakit). Proses itu meliputi disintegrasi 1 (pemecahan) menjadi granul (butiran2 kecil), disintegrasi 2 menjadi partikel2 halus, dissolusi (penyebaran), dan absorbsi (penyerapan). Untuk melakukan proses itu dibutuhkan waktu yang lebih lama, yaa.. sekitar 1 jam.. Berbeda dengan sediaan yang lain, seperti serbuk (pulveres) atau sirup. Sediaan ini tidak memerlukan proses disintegrasi, seperti halnya tablet. Karena bentuknya yang sudah berupa partikel2 halus, maka kedua sediaan ini lebih mudah dan cepat disebar dan diserap tubuh.. sehingga efek terapi yang dirasakan menjadi lebih cepat..

2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet, akan lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
Ya, salah satu cara yang mudah dilakukan agar obat dapat masuk ke dalam tubuh pasien yang kesulitan menelan kapsul atau tablet adalah dengan cara dibuat serbuk atau puyer ini. Memang rasanya agak kurang enak (terlebih rasa pahit dari obat), dan mungkin baunya yang tidak tertutupi, namun cara ini bisa diakali dengan mencampurkan serbuk ke dalam larutan air gula.. sekarang ada juga pemanis khusus untuk obat puyer ini, misalnya Sirplus, yang memiliki bermacam2 rasa, seperti jeruk, anggur, strawberry yang disukai anak2.

3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.
Obat yang telah bercampur dengan pelarutnya, seperti sirup, memiliki kestabilan yang lebih rendah dibandingkan sediaan padat.. contohnya adalah sirup antibiotika (anti bakteri).. Obat antibiotika yang pemberiannya dikhususkan untuk anak2, umumnya dibuat dalam sediaan sirup kering (dry syrup), misalnya amoxicillin, cefadroxil, cefixime, dll.. Kenapa? karena pelarutnya (air) dapat mempercepat kerusakan obat dan menjadikannya tidak stabil dalam waktu yang lama. Makanya, oleh karena itulah mengapa obat2 antibiotik sering dibuat dalam bentuk sirup kering. Dan ketika sudah diencerkan dengan air, sebaiknya obat disimpan di dalam kulkas untuk memperlambat proses kerusakan. Batas pemakaiannya pun hanya 7 hari (setelah 7 hari, dibuang saja karena sudah kadaluarsa).. Namun, sayangnya, tidak semua apotek memberikan informasi ini kepada pasien..

4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Penjelasan ini mirip sama yang point ke-3 di atas.

5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Khususnya untuk anak2 yang pengaturan dosisnya tidak bisa sembarangan, yang harus disesuaikan dengan berat badan. Bisa juga untuk dewasa, dengan memasukkan serbuk ke dalam cangkang kapsul.

6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
Yup! Pemilihan bentuk sediaan puyer ini akan mempermudah dokter, khususnya dokter anak untuk memberikan obat sesuai dengan kondisi pasien. Apalagi kalau penyakit yang dideritanya lebih dari 1 penyakit. Pasien anak2 umumnya sudah takut duluan ketika diberikan banyak obat.. dan mereka malas bila harus minum banyak obat terus.. hal ini juga berpengaruh pada ketertiban pasien dalam terapi dengan obat. Maka, dokter bisa menggabungkan beberapa obat dalam satu bentuk sediaan puyer yang lebih praktis.

No comments:

Post a Comment